Selasa, 06 April 2010

Grafik PeroLehan niLai Bab 8 & PUTS




HASIL PEROLEHAN NILAI UH BAB 8 & PUTS

HASIL PEROLEHAN NILAI

UH BAB 8 & PUTS

KELAS VII B (KKM = 75)

Jumlah soal 40, soal anulir 2 soal

No.

Nama Siswa

ULANGAN HARIAN



BAB 8

PUTS


1

Adelya Shafira. E

90

70


2

Akbar Maulana

30

62.5


3

Alfi Fadhila. P

85

67.5


4

Aliffa Raihan

60

72.5


5

Alisabella Dhiya. R

75

80


6

Amalia Tiera. S

85

82.5


7

Bagus Ahmad. S

75

67.5


8

Destria Rinaidi

85

77.5


9

Evan Rizky. S

75

62.5


10

Farhan Ardzi

75

72.5


11

Fitri Pramesti. A

40

52.5


12

Gera Mutaqin

75

70


13

Ghina Aulia. T

80

62.5


14

Gina Nadya. A

75

67.5


15

Hacantya Pradipta

75

65


16

Idzni Harashta. H

75

77.5


17

Igretia Diffa. A

75

75


18

Irfan Hafid

75

72.5


19

Irvan Dharmawan

75

67.5


20

Kidam Aulia. R

85

75


21

Lenggana Putriliyan

75

80


22

M. Fikri Fauzan W

75

77.5


23

M. Ridwan

80

80


24

M. Bima P

35

42.5


25

M. Raditya

95

77.5


26

M. Raka

45

77.5


27

Nabila Putri. R

75

80


28

Nadhira Azizah. S

90

85


29

Nisa Hanif. W

85

80


30

Nurima Kurniasari. P

80

75


31

Panji. H. Sakti

65

70


32

Putri Cahya. L

85

57.5


33

Regina Andrilla. S

70

82.5


34

Ricky Ahmad. Y

75

70


35

Rystri Ananda. S. P

75

62.5


36

Shafwan Haidar. I

80

70


37

Shofi Azkarifa

85

70


38

Silmi Kaafah

75

87.5


39

Syafira Pramesti

85

82.5



Ket :

a. niLai yan9 d’bLok merah adaLah niLai yan9 beLum mencapai KKM, dan harus men9erjakan tu9as remedial utk dpt mencapai KKM

b. niLai yan9 d’bLok hitam adaLah niLai yan9 teLah mencapai KKM

c. niLai yan9 d’bLok hijau adaLah niLai yan9 masuk posisi 3 besar d’keLas.





Jumat, 26 Maret 2010

Bab 9 (IPS Terpadu Kelas VII)

BAB 9
GEJALA ATMOSFER DAN HIDROSFER
SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Atmosfer adalah lapisan-lapisan gas yang menyelubungi bumi.
Secara umum terdapat tiga jenis gas yang membentuk atmosfer, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol.
Menurut ketinggiannya, atmosfer dikelompokkan menjadi empat lapisan utama, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer (ionosfer), dan eksosfer.
Ozon terletak pada lapisan stratosfer.
Pada lapisan atmosfer terdapat peristiwa cuaca dan iklim. Keduanya memiliki faktor-faktor yang sama, yaitu sinar matahari, suhu, kelembapan udara, tekanan udara, angin, awan, dan curah hujan.
Cuaca adalah rata-rata keadaan udara pada suatu tempat tertentu dengan waktu yang relative singkat.
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dari suatu wilayah yang luas dan waktunya lama.
Perbedaan utama antara cuaca dan iklim adalah cuaca waktunya relatif singkatdan senantiasa berubah-ubah, serta wilayahnya sempit. Adapun iklim waktunya cukup lama, yaitu antara 30 sampai 100 tahun dan cakupan wilayahnya luas.
Untuk menyesuaikan diri dan menyiasati cuaca dan iklim, manusia menciptakan alat-alat pengukur cuaca.
Alat-alat pengukur cuaca/iklim antara lain termometer, barometer, altimeter, anemometer, higrometer, ombrometer, pH meter, dan kantong angin/baling-baling angin.
Pola iklim di Indonesia dipengaruhi oleh letak Indonesia di sekitar garis khatulistiwa, keadaan fisik Indonesia sebagai Negara kepulauan, dan letak Indonesia yang berada di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia (Indonesia di bagian tepi Benua Asia).
Pada atmosfer terjadi pergerakan udara yang disebut angin. Angin terjadi karena tekanan udara di suatu tempat berbeda dengan tempat lain. Angin yang bertiup di suatu tempat tertentu dinamakan angin lokal.
Angin adalah udara yang bergerak karena terdapat perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan pemanasan bumi oleh matahari.
Beberapa contoh angin lokal yaitu angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin lembah, serta angin fohn.
Kelembapan udara adalah banyak-sedikitnya uap air di udara.
Curah hujan tahunan adalah banyaknya air yang jatuh di permukaan bumi dalam waktu satu tahun diukur 1 m3.
Macam-macam hujan adalah hujan zenithal (konveksi), hujan pegunungan (orografis), hujan frontal (konvergen), dan hujan siklon.
Salah satu peristiwa penting yang terjadi di atmosfer adalah terjadinya hujan.
Hujan dibedakan menjadi tiga, yaitu hujan orografis, hujan konveksi, dan hujan frontal.
Peristiwa hujan adalah salah satu bagian dari siklus hidrologi.
Siklus hidrologi adalah suatu proses perputaran air yang berlangsung terus menerus.
Adanya siklus hidrologi mengakibatkan adanya air di bumi, baik dalam bentuk uap, cair, maupun padat.
Secara umum, air di permukaan bumi dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tawar dan air asin.
Air tawar terbagi dalam air permukaan dan air bawah permukaan.
Adapun air asin, sebagian besar terdapat di laut dan samudra.
Hidrosfer adalah lapisan-lapisan air yang mengelilingi bumi berupa sungai, danau, rawa, air tanah, gletser, laut, samudera, es, salju, dan uap air di udara.
Sungai adalah aliran air tawar yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi tanggul-tanggul dan mengalir ke laut, danau atau sungai lain.
Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair.
Danau adalah suatu cekungan di permukaan daratan yang terisi air, terletak di tengah-tengah daratan.
Berdasarkan cara terjadinya, danau dibedakan menjadi danau vulkanik, danau tektonik, danau tektovulkanik, danau karst, danau buatan, danau glasial, dan danau laguna.
Rawa adalah bagian permukaan bumi yang selalu basah dan tergenang air karena kekurangan aliran.

Sumber :
Kurtubi. 2009. Sudut Bumi IPS Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Suprihartoyo, Djuminah dan Esti Dwi Wardayati. 2009. IPS untuk SMP dan MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tim Abdi Guru. 2007. IPS Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Bab 8 (IPS Terpadu Kelas VII)

BAB 8
KONDISI GEOGRAFIS DAN PENDUDUK

Kondisi geografis adalah letak suatu daerah atau suatu negara berdasarkan kenyataannya di muka bumi atau berdasarkan tata benua dan tata samudera.
Indonesia terletak di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, serta di antara Benua Asia dan Benua Australia.
Angin muson barat membawa uap air dan menyebabkan hujan di Indonesia pada bulan Oktober sampai dengan Maret.
Angin muson timur kurang membawa uap air dan menyebabkan musim kemarau di Indonesia pada bulan April sampai dengan September.
Penduduk adalah semua orang yang menetap di suatu daerah tertentu dalam waktu tertentu. Sensus penduduk adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, dan penerbitan keterangan mengenai penduduk di suatu daerah atau negara dalam waktu tertentu. Sensus penduduk adalah pendataan seluruh orang di wilayah tertentu.
Registrasi penduduk adalah pencatatan mengenai data kependudukan mulai dari tingkat terendah. Pertumbuhan penduduk terdiri atas pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk total, dan pertumbuhan penduduk geometri.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk. Tingkat kepadatan penduduk terdiri atas tiga macam, yaitu kepadatan penduduk kasar, kepadatan penduduk fisiologis, dan kepadatan penduduk agraris. Piramida penduduk adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang disajikan dalam bentuk piramida.
Bentuk-bentuk piramida penduduk ada tiga macam, yaitu bentuk limas, bentuk granat, dan bentuk batu nisan.
Kualitas penduduk adalah kemampuan manusia (penduduk) untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Ruang lingkup kajian geografi antara lain geografi fisik, geologi, geomorfologi dan geografi tanah, meteorologi dan klimatologi, hidrologi dan biogeografi, serta geografi sumber daya alam.
Ruang lingkup kajian tipologi wilayah antara lain meliputi : a) Letak : letak astronomis, geografis, geologis, kultur historis, dan letak geomorfologis b) Luas dan bentuk c) Batas wilayah Lingkungan geografis sangat berpengaruh terhadap keadaan penduduk, yaitu terkait dalam usahanya memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya di berbagai bidang berikut. a) Ekonomi : usaha penduduk dalam beradaftasi dengan lingkungan seperti perburuan, meramu, pertanian, peternakan, pertambangan, perikanan, perindustrian, perdagangan, dan jasa. b) Kebuadayaan : kebudayaan kegiatan (misalnya kegiatan social, kegiatan budaya yang bersifat ekonomis seperti membatik, membuat cinderamata, dan sebagainya), kebudayaan kejiwaan (misalnya kegiatan politik, kegiatan rohani, dan sebagainya), dan kebudayaan kebendaan (misalnya candi, bangunan tempat tinggal, kendaraan, alat rumah tangga, dan sebagainya).

Sumber : Kurtubi. 2009. Sudut Bumi IPS Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tim Abdi Guru. 2007. IPS Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Bab 7 (IPS Terpadu Kelas VII)

BAB 7
SKETSA DAN PETA OBJEK GEOGRAFI

Sketsa merupakan gambar rancangan yang masih sangat sederhana. Sketsa menunjukkan rancangan-rancangan ruangan yang akan dibuat. Bentuk yang lengkap dari sketsa disebut dengan denah. Denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, dan sebagainya.
Sketsa masih diperlukan dalam pembuatan peta objek geografi, karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
a) Mempermudah dalam penemuan kembali bentuk-bentuk yang penting dan belum diperoleh sebelumnya di lapangan
b) Memberikan gambaran yang representatif dan terpilih
c) Mempermudah dalam pemberian keterangan atau data secara langsung pada sketsa
d) Dapat melakukan reproduksi secara terputus sehingga tampak lebih cerah
e) Menampilkan objek-objek geografi yang sesuai dengan kebutuhan.
Tahapan pembuatan peta wilayah objek geografi antara lain pengumpulan data (data primer atau data sekunder), pengolahan data, persiapan peta dasar, dan penyajian peta.
Beberapa syarat simbol peta yang baik, yaitu sederhana, mudah dibaca, mudah digambar, bersifat umum, dapat menyajikan data yang teliti, dan bentuknya seragam.
Pembagian simbol :
a) Simbol menurut sifatnya : simbol kualitatif dan simbol kuantitatif.
b) Simbol menurut bentuknya : simbol titik (point), simbol garis (line), simbol luas (area), dan simbol-simbol khusus.

Sumber :
Tim Abdi Guru. 2007. IPS Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Bab 6 (IPS Terpadu Kelas VII)

BAB 6
PETA, ATLAS DAN GLOBE

Peta adalah gambaran konvesional permukaan bumi atau benda angkasa, yang meliputi perwujudan, letak, maupun data yang berkaitan, seperti tampaknya bila dilihat dari atas.
Secara umum kita mengenal beberapa jenis peta, yaitu peta dasar, peta umum, dan peta khusus.
Peta dasar adalah peta yang dibuat setelah melihat keadaan daerah yang akan digambarkan (merupakan hasil survey dari geodesi, yang dapat digunakan untuk membuat peta-peta lain dan masih membutuhkan materi-materi tambahan serta hanya mencakup data-data pokok atau penting).
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan Bumi secara umum, yaitu segala sesuatu yang terdapat di suatu daerah baik kenampakan fisik maupun kenampakan sosial budaya dan memperlihatkan asosiasi keruangan dari fenomena-fenomena geografisnya.
Peta tematik adalah peta yang memuat tema khusus untuk kepentingan tertentu :
  • Unsur-unsur peta tematik adalah skala dan simbol-simbol umum (jalan, sungai, batas administratif, penggunaan lahan).
  • Suatu peta tematik harus memenuhi syarat conform (bentuknya sesuai), equidistant (jarak sesuai), equivalen (luas sesuai), mudah dipahami, dan informasinya lengkap.
Berdasarkan skalanya, peta dibedakan menjadi: peta skala besar, peta skala sedang, dan peta skala kecil.
a. Peta skala besar, skala di atas 1 : 250.000
b. Peta skala sedang, skala 1 : 250.00 - 1 : 500.000 dan
c. Peta skala kecil, skala di bawah 1 : 500.000.
Berdasarkan isinya, peta dibedakan menjadi: peta umum, peta khusus, dan peta teknik :
  • Peta umum adalah peta yang berisi berbagai kenampakan secara umum.
  • Peta khusus adalah peta yang menggambarkan sekelompok kenampakan tertentu.
  • Peta teknis adalah peta yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan tertentu.
Syarat-syarat peta secara khusus, yaitu judul peta, skala peta, petunjuk arah, sumber peta, peta inset, warna peta, lettering, garis tepi peta, garis astronomi, symbol, dan legenda.
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya dari wilayah yang digambarkan dalam peta.
Berdasarkan bentuknya, skala dibedakan tiga, yaitu skala verbal, skala angka, dan skala grafis.
Skala verbal adalah skala yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dalam suatu kalimat langsung yang tegas. Contohnya, pada sebuah peta dituliskan Skala 1 cm untuk 1 km. Ini berarti bahwa setiap jarak 1 cm dalam peta setara dengan jarak 1 km pada jarak sesungguhnya.
Skala angka menunjukkan perbandingan jarak pada peta dalam perhitungan angka. Skala ini paling lazim ditemui dalam kompilasi peta. Contohnya, pada sebuah peta dituliskan Skala 1 : 1.000.000. Ini berarti bahwa setiap jarak 1 satuan jarak dalam peta setara dengan jarak 1.000.000 satuan yang sama pada jarak sesungguhnya.
Skala jenis ini dengan satuan centimeter telah dijadikan sebagai sistem skala peta resmi internasional. Namun, ada pula beberapa negara yang menggunakan satuan inci berbanding satuan mil. Beberapa negara tersebut antara lain, Inggris dan negara-negara persemakmuran Inggris.
Skala batang (grafis) menggunakan batang garis lurus yang memiliki beberapa ruas dengan jarak yang sama di antara ruas-ruas tersebut, seperti halnya garis bilangan. Skala tersebut dapat pula berbentuk grafis (gambar) yang menunjukkan jarak antarbagian.
Memperbesar atau memperkecil peta dapat dilakukan dengan menggunakan pantograf, kamera fotografi, dan garis-garis koordinat.
Atlas adalah sekumpulan peta yang dijilid menjadi satu dalam buku dengan bahasa, symbol, dan proyeksi yang seragam.
Komponen yang harus ada dalam atlas adalah judul atlas, tahun pembuatan atlas, daftar isi, legenda, dan indeks.
Berdasarkan jenisnya, atlas dibagi tiga, yaitu atlas umum, atlas khusus, dan atlas semesta.
Atlas umum , Atlas jenis ini memberikan informasi secara umum tentang objek geografi di permukaan bumi. Termasuk dalam jenis atlas umum, yaitu:
1) Atlas dunia, memaparkan keadaan benua-benua di seluruh dunia.
2) Atlas nasional, memaparkan keadaan suatu negara.
3) Atlas regional, memaparkan keadaan suatu negara dengan negara lainnya dilihat dari historisnya, kedekatan wilayah, dan letak geografisnya, biasanya memaparkan keadaan satu benua. contoh : Atlas Afrika, Asia, Amerika, Eropa dan Australia
Atlas khusus, Atlas jenis ini memberikan satu jenis informasi saja sesuai dengan judulnya. Contoh atlas jenis khusus, yaitu:
1) Atlas sejarah, memaparkan peristiwa-peristiwa sejarah.
2) Atlas geologi, memaparkan keadaan geologi atau batuan.
Atlas semesta, Atlas jenis ini memaparkan keadaan semesta, antara lain: berhubungan dengan tata surya, galaksi, perbintangan, dan peredaran benda angkasa.
Globe adalah model tiruan bumi yang memberikan gambaran tentang bentuk bumi sehingga mendekati bentuk yang sebenarnya. Kedudukan globe condong 66 derajat terhadap garis ekliptika dan dilengkapi dengan jarring atau garis astronomi .
Dalam sebuah globe terdapat garis ekuator dan garis khatulistiwa yang membagi bola bumi menjadi dua bagian, yaitu utara dan selatan.

Sumber :
Kurtubi. 2009. Sudut Bumi IPS Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Suprihartoyo, Djuminah dan Esti Dwi Wardayati. 2009. IPS untuk SMP dan MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tim Abdi Guru. 2007. IPS Terpadu untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga


Sabtu, 17 Januari 2009

MAKALAH GEOGRAFI POLITIK

Jumlah Penduduk Indonesia,

Beban atau Sumberdaya?

1. Pendahuluan

Penduduk merupakan elemen penting dalam sebuah Negara, sebab tidak dapat dipungkiri peran aktif penduduk dalan menjalankan pemerintahan di suatu Negara memiliki andil yang sangat besar. Selain, sebagai penggerak aktif dalam suatu Negara, penduduk juga akan menentukan arah pemerintahan sebuah Negara. Penduduk sangat berpengaruh terhadap perkembangan yang dijalani oleh Negara itu sendiri. Negara tidak akan terbentuk tanpa adanya penduduk. Sebagai suatu potensi dan kekuatan, penduduk akan menempati urutan ke-2 setelah wilayah, sebab pada pada hakikatnya unsur utama dalam Negara adalah wilayah dan penduduk.

Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk dunia mencapai 6,5 milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 WIB. Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 milyar jiwa. Menurut badan yang sama, jumlah penduduk Indonesia pada sensus tahun 2005 menempati peringkat ke-4 dunia dengan jumlah penduduk 241.973.879 jiwa.jumlah itu merupakan sebuah angka yang sangat fantastis untuk sebuah Negara seperti Indonesia yang memiliki wilayah perairan lebih besar dibandingkan wilayah daratannya. Hal ini bisa menjadi sebuah beban bila dalam manajemen kependudukan kaitannya dengan sumberdaya tidak menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan penduduk, sedangkan bila dalam perjalanannya terdapat keseimbangan terhadap jumlah penduduk dan kualitas penduduknya juga menemukan formula yang tepat untuk mengatasi permasalahan penduduk yang ada, maka bisa jadi jumlah penduduk yang besar itu menjadi sumberdaya yang potensial untuk meningkatkan kemajuan suatu Negara.

2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Setelah perang dunia berakhir ditahun 1945, penduduk dunia terus berkembang dengan pesat. Berbagai penyakit, peperangan yang muncul sesudah PD 2, bencana alam dan program KB yang dicanangkan dibeberapa Negara tidak mampu menahan laju pertumbuhan penduduk dunia. Menurut situs GeoHive pada tahun 1950 jumlah penduduk dunia kurang lebih 2,5 milyar jiwa. Tahun 2008 ini telah mencapai 6,7 milyar jiwa dan diperkirakan tahun 2012 nanti akan menembus angka 7 milyar jiwa. Menurut perkiraan GeoHive tahun 2050 nanti penduduk dunia akan mencapai 9,5 milyar jiwa.

Populasi penduduk dunia pada tahun 1950 dan tahun 2008 menurut situs GeoHive adalah seperti pada rincian dibawah ini:

Populasi tahun 1950

China 562,579,779

USA 152,271,000

Russia 101,936,816

Japan 83,805,000

World 2,555,948,654

Populasi tahun 2008

1. China 1,333,207,572

2. India 1,154,845,005

3. USA 304,838,948

4. Indonesia 238,567,492

5. Brazil 197,254,181

World 6,736,383,012

Populasi sekarang adalah sekitar empat kali lipat dari populasi pada 1900. Jumlah tersebut lebih dari 3,5 kali lipat populasi pada awal abad ke-20 dan sekitar dua kali lipat jumlah penduduk dunia pada 1960. Meskipun ini adalah nilai perkiraan, tapi kecenderungan pertumbuhan penduduk dunia diperoleh berdasarkan data data yang mendukukung. Laporan yang dikeluarkan lembaga tersebut pada Maret 2004 menyebutkan jumlah populasi penduduk dunia telah mencapai angka 6 miliar jiwa. Saat ini, rata-rata terjadinya kelahiran adalah 4,4 orang setiap detik. Pertambahan tercepat terjadi saat kenaikan dari angka 5 miliar ke 6 miliar yang hanya membutuhkan waktu sekitar 12 tahun. Penyebab utamanya adalah selisih angka kelahiran dan kematian yang sangat tinggi di berbagai negara.

"Apa yang perlu mendapat perhatian, bukanlah sekedar perbedaan tingkat pertumbuhan di masing-masing negara, namun perbedaan hal yang berhubungan dengan kecenderungan ini, yaitu standar hidup, kesehatan, dan prospek ekonomi," kata Mary Kent, salah satu penulis laporan berjudul Global Demographic Divide dari Biro Referensi Populasi yang diterbitkan Januari 2006. Kent yang juga editor Population Bulletin bersama Carl Haub, seorang ahli demografi senior di Biro Referensi Populasi melaporkan adanya penurunan jumlah populasi di Eropa. Sebaliknya, tetap terjadi pertumbuhan jumlah penduduk di negara-negara berkembang.

Angka kesuburan yang menurun secara drastis selama abad ke-20 terjadi bersamaan dengan meningkatkan kualitas kesehatan, perencanaan keluarga yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi, dan urbanisasi. Namun, kedua tren penurunan dan pertumbuhan penduduk di masing-masing negara sama-sama terjadi.

Faktanya, laju pertumbuhan penduduk secara global semakin meningkat selama 50 tahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menahan laju pertumbuhannya, namun dari hasil pengamatan, hanya sedikit berkurang.
Menurut Kent dan Haub, sebagian besar negara akan menghadapi pertumbuhan penduduk setidaknya hingga 2050. Diperkirakan hal tersebut akan menyumbang tambahan penduduk sekitar 3 miliar. Sehingga pada akhir 2050, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 9 miliar.

a. Sarana Kesehatan

Pemenuhan sarana kesehatan perlu untuk dikaji lebih lanjut, apa sebab bila dalam pemenuhan sarana kesehatan tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah penduduk yang setiap tahun bertambah. Hal ini akan menjadikan sebuah masalah baru yang akan menambah masalah yang telah ada sebelumnya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan sarana kesehatan pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas sarana kesehatan, diantaranya dengan membuat jaminan pemeliharaan kesehatan berupa asuransi sosial kesehatan seperti penduduk negara maju. Draf Rancangan Undang-Undang tentang Jaminan Kesehatan Nasional (RUU JKN) beserta naskah akademisnya telah disosialisasikan ke berbagai pihak termasuk DPR. Diharapkan tahun ini RUU JKN ini bisa dibahas oleh DPR. Jaminan Kesehatan Nasional merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang sedang disusun pemerintah. Jaminan Sosial itu meliputi jaminan pensiun, jaminan kematian, jaminan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), jaminan kesejahteraan karyawan serta jaminan pemeliharaan kesehatan. JKN merupakan satu dari lima subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional yang baru direvisi oleh Departemen Kesehatan dalam rangka menyesuaikan dengan desentralisasi kelima subsistem itu adalah pembiayaan kesehatan, upaya kesehatan, Sumber Daya Manusia, pemberdayaan masyarakat serta manajemen kesehatan. Departemen Kesehatan menata pembiayaan kesehatan mengingat biaya kesehatan terus meningkat seiring inflasi dan kemajuan teknologi kedokteran. Anggaran pembangunan kesehatan pemerintah akan digunakan untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat (public health) dan upaya kesehatan perorangan penduduk miskin. Sedang upaya kesehatan perorangan penduduk mampu harus dibiayai sendiri lewat kepesertaan dalam asuransi sosial kesehatan (JKN). Dalam RUU JKN disebutkan asuransi bersifat wajib bagi seluruh penduduk. Preminya 6-8 persen dari penghasilan. Setengahnya dibayar pekerja, sisanya ditanggung majikan/perusahaan. Premi penduduk miskin ditanggung negara. Premi sektor formal dipotong dari pendapatan, sedangkan premi sektor informal dikumpulkan dengan sistem tersendiri. Pengumpulan dilakukan oleh Badan Administrasi SJSN yang bersifat wali amanah. Sedangkan pengelolanya adalah badan-badan yang bersifat nirlaba. Jika SJSN diterapkan, ansuransi kesehatan pegawai negeri (Askes) dan jaminan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja (Jamsostek) akan diintegrasikan, sehingga hanya ada satu asuransi kesehatan wajib. Seluruh penduduk yang tercakup akan mendapat layanan kesehatan dasar standar. Bagi penduduk mampu yang menginginkan pelayanan kesehatan yang lebih “mewah” bisa menambah keikutsertaan pada asuransi kesehatan komersial maupun Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sukarela. Saat ini Peraturan Pemerintah tentang JPKM sukarela sedang diproses. Dalam JKN ada standar pelayanan dan standar mutu yang ditetapkan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan (dokter swasta, klinik, puskesmas, rumah sakit) yang ikut serta harus mengikuti standar. Dalam sistem ada empat pihak terkait, yaitu peserta asuransi, badan administrasi, badan pengelolah dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam sistem itu ada ikatan kerja/kontrak, siklus kendali mutu, pemantauan utilisasi dan penanganan keluhan. Dengan demikian ada kendali biaya dan mutu. Nantinya tidak boleh lagi ada pemeriksaan, pemberian obat atau tindakan yang berlebihan. Misalnya, bedah caesar tanpa indikasi. Sebaliknya, pelayanan kesehatan tidak boleh kurang dari standar. Peserta berhak mengadu dan keluhan akan ditangani. Jika terbukti, penyelenggaraan pelayanan kesehatan kena sanksi. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan terdorong meningkatkan mutu pelayanan, jika tidak ikut sistem mereka sulit mendapatkan pasien, karena hampir tidak ada lagi orang yang membayar dari kantung sendiri seperti saat sekarang ini.

b. Sarana Pendidikan

Kebutuhan akan pendidikan tidak dapat dipungkiri merupakan kebutuhan pokok penduduk yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Sebab hal ini sangat terkait dengan indikator laJu pertumbuhan penduduk lainnya. Pemenuhan sarana pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah harus dapat memenuhi permintaan masyarakat terutama bila terkait dengan laju pertumbuhan penduduk yang tiap tahun mengalami kenaikan.

Ada 2 aspek yang perlu dipersiapkan terkait pembangunan pendidikan SDM yang berhubungan dengan ketahanan nasional bangsa, antara lain, yaitu :

1. Aspek Massif

a) Memperkuat kelembagaan pendidikan dan fasilitasnya

b) Program pendidikan berkualitas tersebar secara geografi (spasial) dengan adanya beberapa pusat-pusat pendidikan unggulan yang sifatnya pemberdaya institusi pendidikan lainnya

c) Program pendidkan tentang memberdayakan alam, kearifan pemanfaatannya dan pemeliharaan lingkungannya

d) Penguasaan pengetahuan ekonomi dasar dan ekonomi pembangunan yang benar

e) Penguatan pengetahuan sosial budaya dan kemasyarakatan agar terjadi sistem yang maju secara bersama-sama serta

f) Pemahaman kesadaran dan pengetahuan bela Negara yang menjadi dasar munculnya jiwa kejuangan dalam mempertahankan bangsa dan Negara

2. Aspek Dinamik

a) Suatu kegiatan berkelanjutan melalui pola kajian ideologis tentang Pancasila dan paham yang lain, yang akan memperkokoh ideologi bangsa yang dinamik yaitu Pancasila yang dapat dan ikut tumbuh dalam difusi paham-paham universal dan global

b) Pendidikan menghasilkan manusia Indonesia yang cerdas dan arif dalam menghasilkan tatanan dan regulasi serta menjalankannya secara taat asas

c) Pendidikan yang dapat membangun manusia Indonesia yang visioner mampu mensinergikan keinginannya ke gerak pembangunan pemerintah

d) Pendidikan yang dapat membangun manusia Indonesia yang mampu mengantisipasi, melakukan prevensi dan adaptasi serta berjuang melawan pengaruh-pengaruh luar negeri agar tidak mengganggu kehidupan bangsa Indonesia

c. Kebutuhan Pangan

Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang tidak dapat ditunda lagi upaya pemenuhannya. Hal itu merupakan bagian yang penting terutama terkait dengan proses dan ciri makhluk hidup yaitu makan. Pertumbuhan penduduk, baik dunia maupun Indonesia menjadi permasalahn paling mendasar dalam pemenuhan pangan. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkontrol, Indonesia akan menghadapi masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi masyarakat.

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat permintaan pangan yang tinggi. Sebetulnya, permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan ini justru dapat menjadi peluang bagi Indonesia sebagai Negara agraris karena sebagian besar mata pencaharian penduduk tergantung pada sektor pertanian.

Ketahanan pangan merupakan isu yang amat penting yang mesti ditempatkan sebagai prioritas pembangunan. Ketahanan pangan mengandung nilai intrinsik dan instrumental (Sen, 1989; Simatupang, 2006) yang tak ternilai besarnya. Secara intrinsik, terjaminnya ketahanan pangan esensial untuk eksistensi kehidupan yang sehat secara ekonomi dan terhormat secara social. Itulah sebabnya perolehan pangan yang cukup sesuai norma gizi merupakan hak azasi manusia karena hidup dan kehidupan yang sehat adalah hak azasi manusia. Ketahanan pangan merupakan indikator kesejahteraan individu (keluarga) sehingga mestinya menjadi salah satu tujuan utama pembangunan. Ketahanan pangan sebagai prasyarat untuk pembangunan sumberdaya manusia yang sehat menjadikannya sebagai instrumen pembangunan. Pembangunan hanya dapat berhasil jika dilaksanakan dan didukung oleh insan yang sehat dan produktif. Ketahanan pangan yang mantap juga esensial untuk menjaga stabilitas sosial-politik yang pada gilirannya berfungsi sebagai prasyarat pelaksanaan pembangunan. Orang kelaparan akan berbuat apa saja, termasuk melawan hukum, untuk memperoleh bahan pangan. Kita sudah kerap mendengar insiden penjarahan gudang atau toko bahan pangan tatkala terjadi ancaman ketahanan pangan di suatu wilayah. Singkatnya, ketahanan pangan merupakan tujuan akhir sekaligus instrumen (tujuan antara) pembangunan sehingga mesti dijadikan prioritas penanganan pemerintah bersama semua masyarakat. Terjaminnya ketahanan pangan sebagai syarat untuk menjamin hak azasi atas pangan bagi semua individu, kesejahteraan ekonomi dan sosial warga Negara, dan pelaksanaan pembangunan merupakan alasan utama kenapa ketahanan pangan menjadi masalah bersama umat manusia dan oleh karenanya menjadi prioritas “Millenium Development Goals PBB (MDG-PBB)”. Ada beberapa strategi induk yang dapat dilakukan terkait dengan ketahanan pangan nasional, antara lain :

1) Pertumbuhan ekonomi Negara berkualitas tinggi (pro-poor growth). Masalah rawan pangan Negara Indonesia yang utama adalah masalah akses akibat kemiskinan yang mestinya diatasi melalui pertumbuhan ekonomi Negara yang berpihak pada sebagian besar kaum miskin.

2) Penurunan tekanan penduduk terhadap lahan. Kemiskinan dan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan yang terjadi adalah karena tingginya tekanan penduduk sehingga mestinya diatasi dengan mengurangi tekanan penduduk tersebut.

3) Revitalisasi pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian dan vitalitas sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan yang diindikasikan oleh laju pertumbuhan dan stabilitas produksi yang cenderung menurun.

4) Pemantapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. Keamanan pangan di wilayah Negara Indonesia rentan terhadap anomali iklim dan faktor resiko lainnya sehingga adanya sistem kewaspadaan pangan dan gizi esensial untuk dimanfaatkan.

5) Pengembangan sistem penyelamatan bagi penderita kurang gizi kronis. Prevalensi kurang gizi kronis di wilayah Negara Indonesia masih cukup tinggi dan hanya dapat diatasi melalui bantuan penyelamatan khusus dari pemerintah.

6) Pengembangan usaha non-pertanian, termasuk usaha terkait pertanian off-farm.

7) Fasilitas migrasi penduduk baik melalui pengerahan tenaga kerja maupun transmigrasi penduduk ke luar wilayah.

d. Kesempatan kerja/lapangan pekerjaan

Peningkatan jumlah penduduk berdampak pula pada penyediaan kesempatan kerja/lapangan pekerjaan. Dimana tingkat pertumbuhan penduduk tiap tahun sekitar 1,3 persen dan bila hal ini dibiarkan, walaupun tingkat ekonomi kita tinggi tetapi tetap tidak dapat menaikkan kesejahteraan rakyat. Jumlah penduduk pada tahun 2004 berada pada kisaran 17,7 persen dan pada tahun 2008 jumlah tersebut berkurang menuju 9 persen. Namun tingkat pengangguran masih berada pada kisaran 10 persen dari total angkatan kerja kita. Sementara target tingkat pengangguran pada tahun 2008 sebesar 6 persen.

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi. Permasalahan yang ditimbulkan oleh besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja tersebut disatu pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar. Dipihak lain menuntut pembinaan angkatan kerja itu sendiri agar mampu menghasilkan keluaran yang lebih tinggi sebagai prasyarat untuk memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas.

Perkembangan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, lapangan pekerjaan penduduk berubah dari yang bersifat primer, seperti pertanian, pertambangan, menuju lapangan pekerjaan sekunder atau bangunan. Lalu pada akhirnya akan menuju lapangan kerja tersier atau sektor jasa. Berbagai ciri dan fenomena diatas sudah sepantasnya diamati secara seksama, dalam rangka menetapkan alternatif kebijaksanaan selanjutnya

3. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dipaparkan diatas, kita dapat memberikan analisis terhadap 10 negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia sekaligus analisis sederhana melalui tabel mengenai jumlah penduduk di 10 negara tersebut. Apakah jumlah penduduk di 10 negara yang dijadikan sampel termasuk beban bagi negaranya atau malah menjadi sumberdaya bagi Negara tersebut. Berikut tabelnya :

No.

Nama Negara

Jumlah Penduduk

Penduduk menjadi Beban atau Sumberdaya

1.

Republik Rakyat Tiongkok

1.306.313.812 jiwa

Sumberdaya

2.

India

1.103.600.000 jiwa

Beban

3.

Amerika Serikat

298.186.698 jiwa

Sumberdaya

4.

Indonesia

241.973.879 jiwa

Beban

5.

Brasil

186.112.794 jiwa

Sumberdaya

6.

Pakistan

162.419.946 jiwa

Beban

7.

Bangladesh

144.319.628 jiwa

Beban

8.

Rusia

143.420.309 jiwa

Sumberdaya

9.

Nigeria

128.771.988 jiwa

Beban

10.

Jepang

127.417.244 jiwa

Sumberdaya

Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk dapat merubah jumlah penduduk Indonesia yang besar dari beban menjadi sumberdaya berdasarkan data-data yang telah terhimpun diatas. Beberapa tahapan itu terkait pula dengan pendidikan yang dijalankan di suatu Negara tersebut. Apakah pendidikan di Negara itu telah membawa dampak yang cukup baik atau sebaliknya. Di bawah ini akan dijelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat dilakukan dalam mendukung pendidikan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dan memiliki kompetensi di dunia internasional. Faktor-faktor tersebut antara lain, yaitu :

1. Aspek Massif

a) Memperkuat kelembagaan pendidikan dan fasilitasnya

b) Program pendidikan berkualitas tersebar secara geografi (spasial) dengan adanya beberapa pusat-pusat pendidikan unggulan yang sifatnya pemberdaya institusi pendidikan lainnya

c) Program pendidikan tentang memberdayakan alam, kearifan pemanfaatannya dan pemeliharaan limgkungannya

d) Penguasaan pengetahuan ekonomi dasar dan ekonomi pembangunan yang benar

e) Penguatan pengetahuan sosial budaya dan kemasyarakatan agar terjadi sistem yang maju secara bersama-sama serta

f) Pemahaman kesadaran dan pengetahuan bela Negara yang menjadi dasar munculnya jiwa kejuangan dalam mempertahankan bangsa dan Negara

2. Aspek Dinamik

a) Suatu kegiatan berkelanjutan melalui pola kajian ideologis tentang Pancasila dan paham yang lain, yang akan memperkokoh ideologi bangsa yang dinamik yaitu Pancasila yang dapat dan ikut tumbuh dalam difusi paham-paham universal dan global

b) Pendidikan menghasilkan manusia Indonesia yang cerdas dan arif dalam menghasilkan tatanan dan regulasi serta menjalankannya secara taat asas

c) Pendidikan yang dapat membangun manusia Indonesia yang visioner mampu mensinergikan keinginannya ke gerak pembangunan pemerintah

d) Pendidikan yang dapat membangun manusia Indonesia yang mampu mengantisipasi, melakukan prevensi dan adaptasi serta berjuang melawan pengaruh-pengaruh luar negeri agar tidak mengganggu kehidupan bangsa Indonesia

Jumlah penduduk yang besar belum tentu juga dapat menjadi beban bagi negaranya, sebab bila penduduk yang berada di dalam Negara tersebut memiliki daya saing yang tinggi dan kompetensi yang teruji, secara otomatis penduduknya menjadi sumberdaya bagi negaranya. Ketika penduduk di suatu Negara telah menjadi sumberdaya bagi negaranya. Maka, ini merupakan suatu point penting berkenaan dengan ketahanan nasional di negaranya. Apa sebab? penduduk yang menjadi sumberdaya, mereka mempunyai kekuatan untuk dapat menghasilkan sesuatu ketika negara tersebut di embargo oleh negara lain.